Pentingnya Perencanaan Sistem Penghawaan Dalam Rumah Tinggal

Diposkan: 14 Nov 2017 Dibaca: 3389 kali


Saat ini banyak sekali desain rumah tinggal yang dapat kita temui di berbagai media. Yang paling mudah kita cari adalah media internet. Kita dapat mencari desain rumah tinggal dengan berbagai bentuk dan gaya arsitektur. Namun, apakah semua desain itu sudah merencanakan sistem penghawaan dalam rumah?

Pentingnya Penghawaan...???

Perencanaan penghawaan yang baik didalam rumah lebih optimal dengan menggunakan penghawaan alami. Penghawaan yang baik akan membawa dampak positif baik bagi fisik bangunan maupun pengguna, diantaranya :

  • Menjaga kelembaban dalam rumah,

Dengan adanya aliran udara didalam rumah, akan mengurangi tingkat kelembaban. Kelembaban yang berlebih dapat mengakibatkan tumbuhnya jamur didalam rumah. Selain itu, dengan kelembaban yang tinggi, asupan udara dalam pernafasan penghuni rumah juga menjadi kurang baik sehingga dapat mengganggu kesehatan.

  • Mendapatkan suhu udara rumah yang nyaman,

Suhu udara ideal yang nyaman bagi manusia adalah 24-26’C. Sedangkan kelembaban ideal yang sehat adalah 50-60%. Suhu udara dalam rumah dapat naik akibat dari kondisi fisik bangunan maupun aktivitas dari penghuni. Paparan sinar matahari pada siang hari, aktivitas memasak, computer, merokok, dan lain-lain merupakan penyebab dari naiknya suhu udara di dalam rumah. Tanpa adanya perencanaan penghawaan yang tepat, kenaikan suhu udara tersebut dapat mengakibatkan kenyamanan menjadi terganggu.

  • Menghemat energy,

Dengan penghawaan alami, penghuni lebih hemat energy karena tidak perlu memakai sistem penghawaan buatan. Penghawaan buatan seperti air conditioner, exhaust fan, kipas angin, dan sistem penghawaan buatan lainnya saat ini masih dominan menggunakan energy listrik yang cukup besar.

  • Mendapatkan udara segar dari luar.

Dengan sistem penghawaan yang benar, udara segar dari luar rumah dapat masuk dan menggantikan polusi udara dalam rumah. Polusi udara dalam rumah dapat berupa asap rokok, asap kompor, udara dengan bakteri/virus ketika salah satu penghuni sakit, aroma wewangian, karbondioksida, dll. Sedangkan udara segar dari luar berupa oksigen dapat berasal dari vegetasi yang berada di sekitar rumah.

  • Keamanan dalam rumah,

Beberapa kasus terjadinya kebakaran akibat tabung gas bocor merupakan salah satu contoh perencanaan penghawaan yang baik. Gas yang bocor akan terperangkap dalam ruangan tanpa bisa keluar sehingga terakumulasi dan menyebabkan kebakaran.

 

Lalu bagaimana solusinya.....???

Dengan beberapa pertimbangan atas manfaat perencanaan penghawaan tersebut, maka perlu beberapa cara untuk menciptakan penghawaan alami yang baik dalam desain rumah, diantaranya :

  • Memperhatikan orientasi arah hadap rumah.

Indonesia secara geografis memiliki iklim tropis. Arah lintasan matahari dari timur ke barat dapat menyebabkan suhu didalam rumah meningkat apabila kita salah dalam menempatkan bukaan. Arah hadap bukaan yang paling ideal adalah menghadap utara atau selatan agar tidak terpapar langsung sinar matahari.

  • Menata bentuk dan konfigurasi ruang didalam rumah.

Bentuk bangunan yang terlalu massif dan melebar tegak lurus dengan arah angin luar akan menghambat aliran udara yang masuk ke dalam rumah. Maka diperlukan bentuk massa bangunan rumah yang dinamis sesuai dengan pergerakan angin luar. Penataan ruang dalam rumah yang terlalu bersekat-sekat juga akan menghambat aliran udara yang masuk dan melewati ruang dalam rumah. Sehingga diperlukan penataan ruang yang meminimalisir sekat pembatas.

Letakkan ruangan yang berpotensi sebagai penghasil polusi, panas dan lembab jauh dari area lain. Berikan ventilasi yang cukup besar pada ruang tersebut sehingga udara dapat keluar masuk dengan lancar. Tambahkan teras yang mempunyai fungsi sebagai ruang perantara udara luar dan dalam, sehingga terjadi penyesuaian.

  • Membuat bukaan-bukaan dalam rumah agar udara dapat mengalir.

Inti dari penghawaan alami yang baik adalah pergerakan udara. Pergerakan udara bisa terjadi ketika ada bukaan yang memungkinkan udara masuk dan keluar rumah. Bukaan ini bisa berupa jendela, boven, roster, atau lubang pada dinding. Sifat udara panas yang mengalir ke atas, memerlukan bukaan pada bagian atas dinding.

  • Menggunakan sistem cross ventilation.

Penempatan bukaan pada rumah yang berseberangan sebaiknya tidak diletakkan berdekatan atau sejajar, agar angina yang lewat tidak segera keluar, namun dapat menjangkau melewati seisi ruangan terlebih dahulu. Penempatan dengan cara menyilang dapat lebih optimal untuk pergerakan udara di dalam ruang.

  • Menanam vegetasi di sekitar rumah

Fungsi vegetasi dalam kaitannya dengan penghawaan diantaranya adalah sebagai penghasil O2, penahan radiasi matahari, dan perindang. O2 merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas, sehingga lebih banyak vegetasi, suplai O2 ke dalam rumah semakin banyak. Radiasi matahari yang dapat berbahaya bagi manusia, dapat tereliminasi dengan hadangan dari rimbunnya daun vegetasi. Udara panas akibat terpapar sinar matahari juga dapat berkurang oleh halangan tajuk vegetasi. Vegetasi juga dapat ditempatkan didalam rumah untuk penyejuk ruangan. Sifat dasar material vegetasi yang menyerap panas akan mengurangi tingkat suhu didalam rumah.

  • Menggunakan plafond sebagai perangkap panas dan insulator dibawah atap.

Udara panas akibat terpaparnya atap oleh sinar matahari, dapat terperangkap dan tidak menyebar ke area bawah ruangan dengan adanya plafond. Lebih baik lagi ketika udara panas tersebut diberikan jalan berupa bukaan pada gunung-gunung sehingga dapat keluar. Udara panas dari atap juga dapat dihalangi dengan bahan material insulator yang sudah banyak dijual di pasaran.

  • Menggunakan material alami bangunan yang banyak menyerap panas.

Material alami seperti kayu pada rumah baik untuk dinding, pelapis dinding, maupun interior dapat mengurangi panas yang ada pada ruangan. Bisa juga menggunakan tanaman sebagai pagar pembatas, atau menggunakan kolam air sebagai penyejuk. Penggunaan genteng tanah liat lebih meminimalisir panas daripada penggunaan atap berbahan logam.

  • Menggunakan secondary skin pada dinding rumah

Secondary skin atau dinding pelapis dapat mereduksi panas dalam rumah karena udara panas terperangkap pada ruang antara dinding rumah dengan secondary skin. Ini sangat bagus diterapkan pada dinding rumah yang terkena paparan sinar matahari secara langsung terus menerus.

Anda ingin konsultasi lebih dalam mengenai sistem penghawaan dalam rumah? Atau ragu dengan desain rumah yang sudah ada? Atau ingin membuat desain rumah namun masih bingung dengan sistem penghawaan yang baik? Bisa menghubungi kami untuk lebih jelasnya. Terimakasih… :)


Tags

Artikel Terkait

Sekilas Tentang Arsitektur Mediterania

Sekilas Tentang Arsitektur Mediterania

Mungkin anda sering mendengar gaya arsitektur mediterania. Istilah tersebut sangat familiar di Indonesia, terkait dengan gaya arsitektur rumah tinggal. Namun mungkin sebagian besar dari anda belum mengenal sepenuhnya apa itu gaya Mediterania. [...]

Diposkan: 24 Oct 2017 Dibaca: 2523 kali

Pemilihan Bahan Penutup Atap

Pemilihan Bahan Penutup Atap

Bingung memiih bahan untuk penutup atap? Pertimbangan dari segi kekuatan, keawetan, biaya, dan sebagainya sangat penting. Baca dulu artikel berikut untuk menjawab kebingungan anda... [...]

Diposkan: 16 Jan 2017 Dibaca: 4540 kali

Harga Borongan Per Meter atau RAB?

Harga Borongan Per Meter atau RAB?

Ingin membangun rumah? Bingung dengan sistem kontrak dengan kontraktor? Dengan borongan, atau cost n fee? Baca artikel berikut untuk menjawab kebingungan anda... [...]

Diposkan: 14 Jan 2017 Dibaca: 10780 kali

0 Komentar

* Nama
* Email
  Website
* Komentar Note: HTML tidak diterjemahkan!
Masukkan kata ke dalam box:

Search Article




Arsigriya © 2024. Web by . All Rights Reserved

Fatal error: Call to a member function get() on null in /home/arsigriya/public_html/index.php on line 94